Rabu, 27 Januari 2010
Tips Memakai Baju Kebaya
Bila anda saat ini sedang merasa menjadi orang yang paling berbahagia di dunia karena sang kekasih meminang dan mengajak anda untuk menikah, maka anda harus mempersiapkan segala sesuatunya. Cobalah anda pikirkan tema acara tersebut apakah bersifat formal atau non formal dan apakah anda si feminin atau si tomboy karena dapat mempengaruhi penilaian terhadap baju kebaya anda pilih.
Tapi ingat, acara lamaran masih merupakan tahap awal dari sebuah prosesi panjang resepsi pernikahan. Jadi anda tidak perlu repot-repot mencari model kebaya yang terlalu ‘heboh’. Sebuah Pakaian kebaya yang simpel namun terlihat istimewa dapat mendukung unforgetable moment tersebut. Anda bisa membuat detail kebaya tersebut dengan beberapa pilihan.
1. Tentu saja pilihan berkebaya ini dapat Anda sesuaikan dengan anggaran dana yang ada, apakah memesannya langsung pada perancang busana tradisional yang terkemuka, merancang sendiri dan mencari penjahit kebaya yang sesuai dengan dana Anda, atau yang lebih hemat lagi adalah menyewa kebaya pada perias pengantin yang memiliki bermacam koleksi kebaya.
2. Anda tidak perlu harus memilih brokat yang berpayet untuk sebuah acara lamaran. Alternatif lain yang bisa anda pilih adalah brokat Jepang atau brokat Prancis yang sangat cantik. Atau anda bisa memilih model kebaya encim dengan pilihan bahan yang khusus dan memiliki ciri-ciri pada bagian kancing sudah dilapisi bahan dan bordir tersendiri. Biasanya model kebaya encim terbuat dari bahan chiffon.
3. Bila anda seorang perempuan yang feminim maka anda bisa memilih model kebaya yang sedang trendy ( Kebaya Modern ) namun tetap berpegangan dengan garis yang simpel dan sederhana. Seperti kebaya off shoulder yang masih digemari tapi jangan anda kenakan bila anda bertubuh kurus.
4.Bagi anda yang berdada kecil maka siasati dengan menambahkan payet pada bagian depan.
5. Kebaya model kutu baru akan lebih bersahaja dan pantas dikenakan bagi anda yang memiliki pinggul yang besar. Hal ini dikarenakan perhatian orang akan lebih tertuju pada bagian atas kebaya yang agak ‘terbuka’.
6. Atau anda ingin mencoba kebaya model kerah shanghai karena bisa menutupi kekurangan bagi anda yang bertubuh kurus apalagi jika anda menambahkan detail payet. Detail tersebut dapat menciptakan ilusi sehingga tubuh anda akan terlihat lebih besar.
7. Jika anda seorang yang berjiwa ‘petualang’ maka tidak ada salahnya memanfaatkan momen ini sebagai ajang eksperimen. Anda tidak harus ‘tunduk’ pada kaidah adat istiadat dan anda bisa membuat kebaya sesuai keinginan anda. Model kebaya balinese style atau kebaya ala orang Bali ini mempunyai ciri khas menambahkan obi pada bagian pinggangnya.
8. Atau anda bisa bereksperimen dengan menggunakan kebaya gaya tabrak warna. Buatlah korset ber’tulang’ pas badan dari bahan satin dengan warna yang berbeda dari brokat kebaya padanannya. Pasti penampilan anda akan lebih cantik dan modern.
9. Langkah terakhir anda tinggal memberikan kepada penjahit langganan dan carilah penjahit yang benar anda percayai.
Sejarah Batik di Indonesia
Sejarah Batik di Indonesia
Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.
Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.
Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur.
Jaman MajapahitBatik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, pat ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit.
Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret. Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang menetap dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli.
Sejarah Batik Pekalongan
Meskipun tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju.
Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah – daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik.
Ke timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.
Seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo.
Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.
Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.
Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur.
Jaman MajapahitBatik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, pat ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit.
Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret. Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang menetap dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli.
Sejarah Batik Pekalongan
Meskipun tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju.
Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah – daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik.
Ke timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.
Seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo.
Sackdress batik cantik
Katalog Produk: Sackdress batik cantik
Sackdress batik cantik
Negara Asal: Indonesia
Harga: -
Cara Pembayaran: Transfer Bank (T/T)
Kemas & Pengiriman: -
Keterangan: Motif batik pada bahan katun kwalitas bagus.
Sackdress dengan tambahan tali mirip dasi melebar ke ujung untuk aksen dengan bahan yang sama dengan baju.
Rok model lebar.
Cantik dan cocok dipergunakan saat santai maupun bepergian.
Untuk model lain kunjungi http: / / bolibelle.com
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://wb3.itrademarket.com/pdimage/93/877993_sackdressbatikc.jpg&imgrefurl=http://bolibelle.indonetwork.co.id/877993/sackdress-batik-cantik.htm&h=240&w=180&sz=19&tbnid=EBvETn-7OmOQjM:&tbnh=110&tbnw=83&prev=/images%3Fq%3Dbatik%2Bcantik&hl=id&usg=__Jnj5Ayq9mKr_WLSTrX_6wwL8CNM=&ei=izdgS6W-E5CTkAWbqZX1Cw&sa=X&oi=image_result&resnum=9&ct=image&ved=0CB0Q9QEwCA
Sackdress batik cantik
Negara Asal: Indonesia
Harga: -
Cara Pembayaran: Transfer Bank (T/T)
Kemas & Pengiriman: -
Keterangan: Motif batik pada bahan katun kwalitas bagus.
Sackdress dengan tambahan tali mirip dasi melebar ke ujung untuk aksen dengan bahan yang sama dengan baju.
Rok model lebar.
Cantik dan cocok dipergunakan saat santai maupun bepergian.
Untuk model lain kunjungi http: / / bolibelle.com
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://wb3.itrademarket.com/pdimage/93/877993_sackdressbatikc.jpg&imgrefurl=http://bolibelle.indonetwork.co.id/877993/sackdress-batik-cantik.htm&h=240&w=180&sz=19&tbnid=EBvETn-7OmOQjM:&tbnh=110&tbnw=83&prev=/images%3Fq%3Dbatik%2Bcantik&hl=id&usg=__Jnj5Ayq9mKr_WLSTrX_6wwL8CNM=&ei=izdgS6W-E5CTkAWbqZX1Cw&sa=X&oi=image_result&resnum=9&ct=image&ved=0CB0Q9QEwCA
Rabu, 20 Januari 2010
Katalog Produk: BATIK-6
Sabtu, 16 Januari 2010
Batik Modern untuk Silaturahim
KeuanganPsikologiKecantikanHome / Cantik & Gaya / Fashion
Batik Modern untuk Silaturahim
Daniel Supriyono/Tabloid Nova
Foto 1: Widhi Budimulia (kiri), dan Musa Widiatmojo (kanan). Sabtu, 19/9/2009 | 12:06 WIB
KOMPAS.com — Tanpa mengurangi keklasikannya, enam desainer menyuguhkan desain batik kreasi modern. Untuk silaturahim Hari Raya? Kenapa tidak?
Foto 1: Atasan batik sutra model baby doll berlengan kimono, diikat pita agar melangsingkan (kiri, Widhi Budimulia). Aksen kerah batik mega mendung yang dihias pita menjadikannya sangat chic (kanan, Musa Widiatmojo)
Foto 2: Tak ragu menabrak motif. Fun (kiri, Lenny Agustin)! Rok batik model overslag berdetail lipit-lipit lebih menawan dengan atasan pleats warna polos (kanan, Stephanus Hamy).
Foto 3: Shift dress dan celana basic sewarna dipermanis luaran batik sebagai kardigan (kiri, Ratih Soe). Dalaman tank top dan rok model sarung yang dibentuk draperi. Bagian luar batik sutra dengan model kaftan (kanan, Tuti Cholid).
(Ita Adnan/Tabloid Nova)
Model: Siswi
Busana Koleksi: Lenny Agustin, Tuty Cholid, Ratih Soe, Widhi Budimulia, Stephanus Hamy, Musa Widiatmojo
Lokasi: Sriwedari Garden, Hotel The Sultan, Jakarta
batik modern
Batik identik dengan busana jaman dulu atau busana resmi yang kuno. Jaman dulu setiap orang baik muda maupun tua semua menggunakan busana batik. Lalu pada zaman yang serba modern ini, anak – anak muda mulai enggan untuk mengenakan batik karena dianggap kuno / tidak keren. Saya sempat menyayangkan hal ini. Namun akhirnya seiring berjalannya waktu, batik telah digubah menjadi busana yang trendy oleh para designer – designer Indonesia. Jadilah busana bernuansa batik yang tidak hanya bisa digunakan untuk orang tua tapi juga bisa digunakan untuk anak muda.
Setelah diresmikannya batik ke dalam daftar representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia pada 2 Oktober 2009 – oleh UNESCO. Warga Indonesia dapat berlega hati karena tak perlu khawatir batik akan di klaim bangsa lain. Kini para pegawai di Indonesia pun diwajibkan untuk mengenakan seragam batik pada hari yang ditentukan. Berikut ini adalah contoh busana batik modern :
Siapa bilang batik itu kuno ?
Desember 14, 2009 oleh astriani
Harapan saya, semoga warga Indonesia khususnya anak muda bisa ikut andil dalam melestarikan batik dan kebudayaan Indonesia yang lainnya. Jangan sampai kita terjajah untuk ketiga kalinya !!! Tentunya hal tersebut dapat dicegah dengan cara sbb :
1. menggunakan produk dalam negri.
2. Tidak mudah terpengaruh dengan budaya luar.
3. Stop budaya asing ! jangan hanya diucapkan di mulut saja tapi dibuktikan secara tindakan.
Yup, buat anak – anak muda…Jangan hanya tertarik dengan budaya asing karena sebenarnya bangsa kita memiliki beraneka ragam budaya yang lebih menarik. Keep Spirit !!!
Sumber gambar :
www.alif-collection.com
www.foto.detik.com
astriani.wordpress.com/.../
Setelah diresmikannya batik ke dalam daftar representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia pada 2 Oktober 2009 – oleh UNESCO. Warga Indonesia dapat berlega hati karena tak perlu khawatir batik akan di klaim bangsa lain. Kini para pegawai di Indonesia pun diwajibkan untuk mengenakan seragam batik pada hari yang ditentukan. Berikut ini adalah contoh busana batik modern :
Siapa bilang batik itu kuno ?
Desember 14, 2009 oleh astriani
Harapan saya, semoga warga Indonesia khususnya anak muda bisa ikut andil dalam melestarikan batik dan kebudayaan Indonesia yang lainnya. Jangan sampai kita terjajah untuk ketiga kalinya !!! Tentunya hal tersebut dapat dicegah dengan cara sbb :
1. menggunakan produk dalam negri.
2. Tidak mudah terpengaruh dengan budaya luar.
3. Stop budaya asing ! jangan hanya diucapkan di mulut saja tapi dibuktikan secara tindakan.
Yup, buat anak – anak muda…Jangan hanya tertarik dengan budaya asing karena sebenarnya bangsa kita memiliki beraneka ragam budaya yang lebih menarik. Keep Spirit !!!
Sumber gambar :
www.alif-collection.com
www.foto.detik.com
astriani.wordpress.com/.../
Batik Sarimbit ( Sepasang )
kebaya with jeans
Some part that should be considered such as the sizing that should fitted, the fabric that will provide different look, different aura, and different body siluet when it worn, the right details, as sequinnes, beads, swarovsky crystals, pearls, embroidery, and many more, so that it looks elegant and classy. For you who love the chic kebaya, you might want to choose the simple and more plain kebaya with less details.
It is not finished here. You still have to find the right fabric for the skirt, the accesories, the right colors, the occassion, and many more. Yes, there were so many details and interesting part of kebaya that you should know before you really made and or buy your own kebaya, and that's why this book is written.
In this book, you will not only find those specific information about kebaya and its history, but also some interesting details such as how to care your kebaya, how to choose the right kebaya, how to combine it for wedding and chic style, and many more.
Though the title is Chic in Kebaya, I found lots of elegant, classy, feminine, couture, and glamour kebaya inside. The information is complete with every part about kebaya and the steps to choose the right one. There were also great selection of various kebaya pictures from many local kebaya designers, inside.
gold kebaya
Though kebaya has already so popular, there were still some important things that we should know to find the right one. Kebaya is not like any other blouses, which could just fit into anyone's body with a mass standard sizing chart. Kebaya is more about personal statement. It should be worn in a fit way to the body, using personal touch to create the details, and made it look the perfect way only for you.
Chic in Kebaya
Chic in Kebaya
Kebaya is known as one of the most popular Indonesian traditional costumes. It has already had its place in International fashion scene, especially Asian fashion scene, and has already become a formal attire among Indonesian high society.
While some of you might already familiar with kebaya, the rest of you who are not Indonesian and or Asian, might not really familiar with kebaya. Talking about kebaya means understanding the history itself. The evolution of kebaya couldn't be parted away from our evolution as a civilized nation. History noted that the word “kebaya” came from Arab, Chinese, and Portuguese, which made the three nations have a strong impact on the history of kebaya.
The evolution of kebaya also influenced by the Islamic culture in Indonesia. Starting at the year of 1600, kebaya was officially worn by the king's family members and became one of the status symbol. It was also worn as a formal attire of European women on the era of Dutch colonization. Moreover, kebaya has its own up and down following the changing colonization and symbolism.
Langganan:
Postingan (Atom)